Tak ada satu orangpun didunia ini yang memiliki kebahagiaan
yang abadi. Kehidupan manusia telah Tuhan ciptakan dalam berbagai warna, ada
hitam dan putih,ada suka dan sedih, ada tawa dan tangis, ada kecewa dan kebahagiaan.
Semua tak dapat terelakan dan tak satu manusiapun dapat mengingkari selain
menghadapinya dengan penuh keikhlasan. Karena itu jangan pernah mencoba untuk lari
dari kenyataan yang tengah kita hadapi.......!
Pada saat kita mendapatkan diri kita berada pada suatu titik
yang menyedihkan, dengan berbagai perasaan diatas tentu kita kecewa dengan
keadaan tersenut. dan tentu merasa sangat tidak nyaman dalam menjalani
hari-hari. Beberapa hal yang mungkin dapat kita lakukan adalah :
1. Menerima kenyataan bahwa diri kita
ada dalam kekecewaan secara jujur
2.
Merenungi apa yang telah kita lakukan selama ini hingga kita mengetahui hal apa
yang sebenarnya telah membuat kita
kecewa.
3.
merefleksi diri untuk mengetahui andil kita dalam proses terbentuknya
kekecewaan yang tengah kita alami.
4.
katakan pada diri sendiri bahwa kekecewaan, akibat dari kesedihan dan duka cita
, bukanlah hal yang luar biasa. Namun menerimanya sebagai suatu kejadian atau
peristiwa yang umum dan akan terjadi pada setiap orang, baik suka maupun tidak,
rela ataupun terpaksa sekalipun, kekecewaan
akan teralami oleh semua manusia yang hidup dimuka bumi. So, untuk apa
menghindarinya..........???
Setelah memahami poin 1,2,3 dan 4
mulailah kita mencari jalan keluar dari permasalahan misalnya dengan cara :
1.
Pertama kita katakan kepada diri kita bahwa kita
tak akan berdiam diri dan membiarkan diri kita menangis dan merasa terpuruk
selamanya. Ajaklah seluruh jasmani dan rohani kita untuk bangkit dan menata
hari lebih baik. Katakana , bahwa kita dapat merubah perasaan kecewa dengan
pertolongan diri kita sendiri.berhentilah berharaf ada orang lain yang kan
datang menghibur. Tanamkan , bahwa kita mampu mengusir kekecewaan secara
mandiri karena pada dasarnya kebahagiaan setiap orang ada pada dirinya
masing-masing. Bukan terserah kepada orang lain...!!!
2.
Setelah itu,mari kita lihat diri kita secara
obyektif, apa andil kita dalam hal yang menyebabkan kekecewaan itu.
Bersikaplah lapang dada bila akhirnya kita menyadari
bahwa kekecewaan itu penyebabnya adalah diri kita sendiri. Bersiaplah kita
untuk mulai bersikap, berfikir dan bertindak lebih baik .Berjanjilah kepada
diri sendiri agar tidak mengulangi
kesalahan yang sama. Karena kita bukan seekor keledai yang dungu. Namun jangan juga
kita menghukum diri kita secara berlebihan , karena itu akan menyebabkan
frustasi yang berkepanjangan. bukankah salah dan hilap itu merupakan bagian
dari sifat manusia ?
namun jangan pula terlalu menganggap enteng pada semua
kesalahan yang telah kita perbuat. Bukankah ,
manusia adalah ada dalam kebaikan dan kebenaran, memiliki akal budi
serta moral hingga dapat membedakan, mana perilaku yang boleh dan tidak boleh
untuk kita lakukan, mengetahui mana yang baik dan buruk, benar atau salah.
Ajaklah hati nurani kita bicara, karena hati nurani tidak akan berbohong.
Belajarlah memaafkan diri sendiri dan mulailah membuka
kerendahan hati untuk meminta maaf kepada orang lain.
3.
Sebaliknya, apabila
ternyata kekecewaan itu merupakan dampak dari perbuatan orang lain,
katakan pada diri kita, bahwa kita bukan seorang pendendam. Kita adalah seorang
pemaaf, kita adalah pribadi yang penuh kasih sayang. Kita adalah sumber energy
posif bagi orang lain.
Percayalah, bahwa didalam lubuk hati orang yang telah berbuat salah , ada pengakuan bahkan
penyesalan. Namun mungkin egonya yang tinggi membuat orang tersebut mencoba
untuk mengikari suara hatinya.
Dari situ kita akan dapat menilai, siapakah yang layak
untuk dikasihani?
Kita atau dirinya?
Siapakah yang seharusnya menangis?
Ayooo......hapus air matamu.........!!!
Mari kita sayangi mereka yang telah mengecewakan kita
dengan memberinya maaf, dan mencoba menyadarkannya bahwa perbuatannya itu
salah. Dan setiap hal yang menyakiti orang lain itu adalah dosa. Bantu dia
untuk keluar dari dosa-dosanya. Bukankah orang berdosa akan mendapat siksa?
Jadi, saat kita merasa terpuruk, pertanyakan kembali, siapa yang sebetulnya layak untuk menangis dan
dikasihani....???
Namun apabila setelah kita ingatkan dia tidak mau
mendengar, itu bukan berarti kita akan memberi peluang kepadanya untuk
mengulangi perbuatan yang sama.
Tentunya, “Tidak........!”.
kita harus lebih berhati-hati bila menjalin komunikasi
dan aktivitas lain dengannya, dengan mempertimbangkan kembali untuk melanjutkan
hubungan pertemanan ,percintaan atau
bentuk hubungan lain apapun dengannya
atau kita akan mengatakan “Cukup sampai disini...!”.
ini sangat tergantung dari manfaat dan kebahagian apa yang akan kita terima baik
secara lahir maupun batin . Dan kita juga pertimbangkan , apakah dengan memaksakan
melanjutkan hubungan dan berinteraksi terus dengannya kita dapat memberi efek
yang positif atau negatifkah bagi kita dan dirinya?
Pertimbangkan hal itu...!
Keputusan terakhir ada pada diri sendiri.
4.
Mulailah buka lembaran baru. Katakan pada diri
sendiri, bahwa kita sangat berhak untuk berbahagia saat ini, tanpa harus menunggu esok
hari.....!.
biarkan kekecewaan dan kesedihan yang terjadi sebagi variasi hidup yang
baik untuk memperkaya batin agar kita dapat bertindak lebih bijak.
ingat...........!!!
Tak selamanya hari itu mendung,
Tak selamanya pula langit kita terang
benderang.
Karena semua tiba pada
saatnya....................!!!
Katakan kembali bahwa kita adalah pribadi
yang layak untuk berbahagia dan dibahagiakan......!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar